WE LOVE EACH OTHER, AREN’T WE?

 

Double_A

Cho Kyuhyun l Song Jiyeon l and many others

Oneshot

PG-15

 

“Cho”.

“Heum”.

“Kyu”.

“Ya”.

“Hyun”.

Wae?”.

“Cho Kyuhyun!”

“Ada apa Song Jiyeon?”. Kyuhyun mulai emosi dengan menaikkan sedikit volume suaranya. Jiyeon senang sekali memamggil namanya dengan mengeja seperti itu. Itu dilakukan jika Jiyeon sedang suntuk dan mengganggu dunia Kyuhyun dengan kesibukannya sendiri, biasanya seperti berkencan dengan kekasih sejatinya. PSP. Tapi kali ini Kyuhyun sedang sibuk dan dipusingkan dengan tugas akhirnya sebagai mahasiswa untuk mendapatkan gelar sarjana segera, skripsi.

“Kau melupakan ku”. Jiyeon memberengut sedih yang masih tidur dipangkuan Kyuhyun.

“Tidak, Song! Aku hanya sedang benar-benar fokus sekarang”. Jelas Kyuhyun lembut.

“Itu dia. Kau terlalu fokus sehingga melupakanku yang masih disini”. Kyuhyun menghembuskan nafasnya pelan. Melepaskan pandangannya dari layar MacBook nya sekaligus juga menaruh pulpen yang tadi dipegangnya diatas meja. Beralih menatap Jiyeon yang masih nyaman tidur dipangkuannya dan menatapnya dalam.

“Aku juga fokus dengan keberadaanmu sekarang, Song. Bukan hanya tugasku saja”. Kyuhyun memainkan helaian rambut panjang Jiyeon pelan dan sesekali mengusapnya lembut.

“Kau terlalu sibuk akhir-akhir ini”. Kyuhyun terkekeh pelan. Sebagai mahasiswa akhir tentu saja dia sangat disibukkan dengan berbagai macam tugas.

“Aku mahasiswa akhir, kau juga siswi akhir disekolah mu. Jadi kau paham sendiri bagaimana sibuknya itu, Song”. Tangan Kyuhyun beralih ke kening kekasihnya, mengecek suhu tubuh gadis itu. Jiyeon demam, dan dia akan berubah sangat manja jika sudah sakit. Well, tanpa sakitpun Jiyeon memang sudah sangat manja.

“Kau tidak boleh terlalu sibuk! Nanti kau jatuh sakit sepertiku”. Jiyeon mengeratkan pelukannya dipinggang Kyuhyun, lalu menyembunyikan wajahnya diperut lelaki itu.

“Aku bukan bocah dan gadis kecil sepertimu. Jadi kau tidak perlu khawatir, aku tidak akan jatuh sakit”.

“Hyun”.

“Jangan memanggilku seperti itu!”. Jiyeon terkekeh. Kyuhyun memang sangat tidak suka jika dia memanggil Kyuhyun dengan sebutan itu, katanya terlalu feminin untuk ukuran seorang pria.

“Ini sudah dua tahun lebih”.

“Apa?”.

“Hubungan kita. Kau bilang hanya satu tahun saja uji cobanya, dan ini sudah hampir tiga tahun”.

“Lalu?”. Jiyeon mendengus sebal. Pura-pura tidak paham atau benar-benar tidak mengerti Kyuhyun-nya ini?

“Lalu bagaimana hubungan kita ini? Selama ini kita hanya menjalani hubungan uji coba kan? Bukan sesungguhnya? Kau bilang begitu dua tahun yang lalu saat kencan pertama kita”. Kyuhyun ingat dengan itu semua, mana mungkin dia bisa lupa? Menyetujui ajakan pacaran dari bocah kecil yang masih berumur tujuh belas tahun itu dengan tanpa beban.

Dia memang hanya menyetujui pacaran dengan uji coba untuk satu tahun, tapi dihatinya tidak ada yang salah dengan itu. Dia bahagia dan tidak ada beban menjadi kekasih dari seorang Song Jiyeon. Ini sudah lebih satu tahun dari waktu yang mereka tentukan, dan sampai sekarang Kyuhyun masih belum memberi keputusan kedepannya.

Sejauh ini Kyuhyun nyaman-nyaman saja dengan hubungan ini, bahkan dia menganggap ini seperti hubungan sungguhan dan penuh kata serius baginya. Selama ini selalu bersama Jiyeon membuat Kyuhyun paham dan mengenal Jiyeon semakin jauh, dan itu membuatnya nyaman berada disamping gadis itu. Setiap dia berada disamping Jiyeon, segala sesuatu yang dia lakukan semua terasa benar. Bagaimana hati dan perasaannya, tidak ada satupun yang salah dan tertinggalkan.

“Aku juga tidak tahu bagaimana kedepannya”. Singkat. Kyuhyun juga bingung harus memberikan jawaban seperti apa.

“Kalau begini terus kau menggantungku, Kyuhyun. Setidaknya aku kan bisa berkencan dengan Hyukjae Oppa”. Kyuhyun menarik bahu Jiyeon sedikit keras. Apa tadi katanya? Hyukjae? Sahabat Lee Donghae yang playboy itu?

“Bagaimana bisa kau berpikiran untuk berkencan dengan monyet gelandangan playboy seperti itu, Song?”.

“Setidaknya dia tidak menggantungkan ku seperti yang kau lakukan”. Hati Kyuhyun mencolos mendengarnya. Tertohok sekaligus terpaku dengan ucapan Jiyeon. Dia tahu Jiyeon tidak serius mengatakan hal itu, tapi entah kenapa dia tidak senang mendengarnya dan merasa sudah menyakiti Jiyeon selama ini.

Mianhae”. Jiyeon bingung dengan perminta maafan Kyuhyun. Apa dia berbuat kesalahan besar? Selama ini Kyuhyun tidak pernah sekalipun mengucapkan kata maaf kepada Jiyeon.

“Kau terbebani dengan hubungan kita ini? Kau tidak bahagia? Aku membuatmu menderita?”. Ciri khas Kyuhyun. Bertanya dengan bertubi-tubi jika jiwa penasaran sudah mendominasi dirinya.

Aniyo. Kenapa kau melankolis sekali hari ini?”. Jangankan Jiyeon, Kyuhyun sendiri sangat bingung kenapa berubah menjadi pria perasa, dan melankolis seperti ini. Seperti bukan dirinya  saja.

“Jawab pertanyaanku saja, Song!”.

“Aku tidak terbebani apalagi menderita. Aku bahagia dengan hubungan kita sekarang, bukankah kau bilang kita harus selalu mensyukuri apa yang ada pada kita saat ini?”.

“Maaf jika aku membuatmu menderita”.

“Kau ini kenapa? Aku sudah bilang tidak menderita sama sekali!”. Kyuhyun tersenyum kecil. Lalu mengangguk pelan, mengerti dengan penjelasan Jiyeon.

“Syukurlah”.

“Jadi bagaimana?”. Tanya Jiyeon lagi. pertanyaan dengan topik yang sama, kejelasan hubungan mereka.

“Menurutmu kita harus bagaimana?”. Tanya Kyuhyun balik. Jiyeon bangkit dari baringannya, lelah juga terus mendongak untuk menatap Kyuhyun dalam posisi tidur.

“Berbaring saja lagi kalau kau masih merasa pusing!”. Kyuhyun memang dingin, cuek, dan menyebalkan. Tapi dia akan sangat pengertian dan perhatian jika sudah berkaitan dengan Jiyeon, terlebih lagi jika gadis itu sedang sakit.

“Joong Ki Oppa bilang aku tidak boleh terus mengekangmu dengan sikap kekanakan ku. Aku harus memberi ruang dan waktu untuk dirimu sendiri tanpa ada aku. Seperti yang kita tahu, hubungan ini berjalan karena keinginanku dan keterpaksaanmu. Kesimpulanku, disini bukan aku yang terbebani dan tidak bahagia, tapi kau. Jadi, aku mencoba untuk bersikap dewasa dengan membiarkanmu memilih keputusanmu sendiri, bukan terpaksa menerima keputusanku”. Kyuhyun mengecek lagi suhu tubuh gadis itu dengan punggung tangannya, semakin panas atau sudah tidak. Tapi suhu tubuhnya masih sama seperti tadi, hangat. Jadi, apa gadis ini akan menjadi dewasa, pintar berbicara, dan sangat bijaksana jika sedang sakit? Ucapannya sukses membuat Kyuhyun menganga tidak percaya.

“Aku juga tidak terbebani dan aku bahagia dengan hubungan kita, Song”. Kyuhyun serius. Tidak ada kebohongan dari omongannya, mata hitam pekatnya pun menunjukkan keseriusan yang mendalam.

“Uji coba atau hubungan sungguhan tidak ada bedanya bagiku. Bahkan hubungan uji coba kita ini terlihat indah jika dibandigkan dengan hubungan sungguhan seperti banyak orang lainnya. Kau dan aku bahagia dan tidak menderita itu sudah menunjukkan bagaimana nyamannya hubungan kita sekarang ini, Song”. Kyuhyun diam sesaat, menunggu apa ekspresi yang akan ditunjukkan Jiyeon. Tapi gadis itu masih diam tidak dengan wajah polosnya yang sedikit memerah karena penyakit demamnya.

“Kita tetap berjalan seperti biasa dan lalui apa yang harus kita lalui, tidak ada yang perlu diputuskan bagaimana hubungan kita. Uji coba atau sungguhan”.

“Tapi aku butuh kejelasan yang pasti”. Potong Jiyeon. Kyuhyun tersenyum tipis.

“Selama ini jika ada yang bertanya kau mempunyai kekasih atau tidak, apa jawabanmu?”.

“Aku mempunyai kekasih, dia Cho Kyuhyun”. Kyuhyun tersenyum lagi, puas dengan pengakuan Jiyeon yang akan menjawab dengan jawaban yang sama kepada pria manapun yang menanyai hubungan asmaranya.

“Lalu apa kau pernah bilang jika hubunganmu dengan Cho Kyuhyun hanya uji coba saja?”. Jiyeon menggeleng keras. Bodoh saja, mana mungkin dia mengatakan hal seperti itu.

“Dan kedepannya terus begitu saja, Song. Cho Kyuhyun kekasihmu, tanpa perlu mengatakan kau menjalin hubungan uji coba denganku”. Jiyeon mengangguk pelan.

“Selama ini apa kau merasa kita hanya menjalin hubungan uji coba yang dipenuhi dengan segala sandiwara agar aku tertarik padamu?”. Jiyeon menggeleng lagi.

“Hubungan ini kau menganggapnya seperti kita sepasang kekasih sungguhan, bukan? Tidak hanya sekedar karena uji coba itu?”. Jiyeon menggeleng, dengan cepat dia mengangguk. Dia kurang fokus saat mendengar pertanyaan Kyuhyun, sehingga membuatnya hampir salah memberikan jawaban.

“Kalau begitu kita ini sepasang kekasih sungguhan seperti apa yang kau anggap selama ini, Song Jiyeon. Tidak ada uji coba, sandiwara, dan rekayasa. Semuanya berjalan seperti apa adanya, dan seperti apa seharusnya. Aku juga begitu, tidak pernah memikirkan sedikitpun mengenai hubungan uji coba itu, yang kutahu hanya kau kekasihku dan aku ini kekasih dari Song Jiyeon”. Jelas Kyuhyun panjang dibalas oleh anggukan Jiyeon berkali-kali dengan wajah yang tersenyum bahagia.

“Jadi hubungan kita tidak ada akhir kan, Kyu?”.

“Heum… itu tergantung. Jika aku sudah bosan kita akhiri saja, dan aku akan mencari penggantimu”. Jiyeon melotot tidak percaya. Kyuhyun serius atau hanya bercanda saja? Kyuhyun menunggu Jiyeon berteriak tidak terima, tapi gadis itu masih saja diam dengan matanya yang melotot itu.

“Kalau kau memanggilku Oppa, aku akan memikirkan kembali. Tidak akan mengakhiri hubungan kita”. Sambung Kyuhyun.

Oppa? Tapi kau bukan Oppa ku, kau kekasihku”.

“Setidaknya sopanlah sedikit dengan memanggilku Oppa. Bagaimanpun aku lebih tua darimu”. Dengus Kyuhyun. Jiyeon memang tidak pernah mau memanggilnya Oppa dengan alasan Kyuhyun bukan Song Joong Ki kakaknya. Panggilan Oppa itu akan dia berikan kepada orang yang sudah dianggap seperti kakak bagi Jiyeon. Seperti Jonghyun, Donghae, Changmin, bahkan Hyukjae pun dipanggilnya dengan sebutan Oppa.

“Kalau aku memanggilmu Oppa kau bukan kekasihku lagi, kau akan menjadi kakak ku. Aku tidak mau”.

“Aku ini kekasih sekaligus kakak untukmu. Jadi panggil aku Oppa”.

“Dengan satu syarat. Kita tidak akan pernah mengakhiri hubungan ini”. Kyuhyun tersenyum tipis, dia pikir syarat yang diajukan Jiyeon akan sangat konyol. Jika itu syaratnya Kyuhyun akan melakukan dengan senang hati, sejauh ini pun dia tidak pernah berpikir untuk melepaskan Jiyeon dari hidupnya.

“Baiklah, Nona Song Jiyeon”. Jiyeon terlonjak senang, dengan refleks memeluk tubuh Kyuhyun yang berhadapan dengannya. Kyuhyun membalas pelukan Jiyeon dengan kekehan yang keluar dari bibir tebalnya.

“Aku harus memberitahu Appa untuk membatalkan perjodohan kita”. Ujar Jiyeon yang masih berada dalam pelukan Kyuhyun. Sebulan yang lalu keluarga Cho dan keluarga Song sudah memutuskan untuk menjodohkan putra putri mereka, padahal menurut Kyuhyun tanpa perlu perjodohan itupun dia akan tetap berjodoh dengan Jiyeon.

“WAEE?”. Kyuhyun panik. Dulu Jiyeon sendiri yang merengek-rengek untuk dijodohkan dengannya, malah tiba-tiba sekarang meminta untuk dibatalkan.

“Aku ingin hubungan ini berjalan tanpa ada unsur perjodohan seperti itu Oppa, terlihat seperti pernikahan kita nantinya seperti sebuah paksaan saja”.

“Aigoo, bocah kecilku ini sangat dewasa sekali”. Kyuhyun mencubit pelan kedua pipi Jiyoen gemas. Jiyeon hanya terdiam saja menerima perlakuan seperti itu dari Kyuhyun.

“Kau masih sangat kecil, kenapa begitu cepat memikirkan pernikahan”. Kyuhyun tertawa dengan pemikiran Jiyeon.

“Aku sebentar lagi akan menjadi mahasiswi, aku sudah bukan bocah lagi Kyuhyun”.

“Kau akan tetap menjadi bocah kecilku sampai kapan pun, Song”. Ungkap Kyuhyun. Dia menarik Jiyeon kembali dalam pelukannya, memeluk tubuh mungil gadisnya dengan sangat erat.

Sejauh ini dia sudah menjadi kekasih Song Jiyeon, dia menyadari satu hal. Bahwa dirinya sudah lama jatuh dalam pesona Jiyeon, hanya saja selama ini selalu mengelak dan tidak mau mengakui perasaannya sendiri. Dia mencintai gadis itu, menginginkan, mendambakan, dan ingin mengikat gadis itu dalam hidupnya untuk selamanya.

“Aku mencintaimu”. Bisik Kyuhyun. Jiyeon yang baru saja ingin memulai untuk tidur, tebelalak dia membuka kembali kedua bola matanya. Kyuhyun mencintainya? Selama ini pria itu tidak pernah mengakui sedikitpun mengenai bagaimana perasaan untuk dirinya. Meskipun dirinya selalu berulang-ulang mengatakan bahwa dia mencintai Kyuhyun, pria itu hanya tersenyum tanpa memberi jawaban.

“Aku mencintaimu, Song. Maaf baru bisa mengakuinya sekarang”. Ucap Kyuhyun lagi mempertegas perkataan yang sebelumnya. Dia tahu, Jiyeon pasti sedang terkejut mendengar pengakuannya yang dadakan itu. Jiyeon menggeleng pelan dalam pelukan Kyuhyun, bahwa itu tidak menjadi masalah dan bukan sesuatu yang harus dimaafkan karena pengakuan terlambatnya. Sudah mengatakan itu saja sudah membuat Jiyeon bahagia dan bersyukur, setidaknya dalam hubungan mereka tidak ada cinta yang sepihak, mereka saling mencintai dan saling memiliki.

~END~

43 pemikiran pada “WE LOVE EACH OTHER, AREN’T WE?

  1. Publish lgi yah ^^
    Seneng baca kyuji couple lgi 🙂

    Kali ini mreka sedikit lebih akur ^^
    Ngk niat masukin konflik yah thor ? 🙂
    Pengen lihat mreka bertengkarnya bgmna ^^

  2. Annyeong,suka bnget sma ff ini. Ceritanya ringan & enak dibaca,apalagi karakternya. Kyu disini dewasa & manis bnget,pas buat ngimbangin jiyeon yg childish.
    Tp kyanya librarynya blum diupdate y? Bnyak crita2 baru yg lum masuk

  3. Hyukie Oppa ternistakan “Monyet gelandangan playboy” buahahahba #HugAnchovy

    Ciee yg udh resmi pacaran nya gak ad kata pacaran uji coba

  4. Setelah 2 thn uji coba pacaran keluar juga tu kata “aku mencintaimu” dr mulut kyu.
    Jiyeon km berhasil……berhasil……hore…….!!!!!!!

Tinggalkan komentar